Sabtu, 22 November 2014

SEBUAH SEKENARIO (MASIH) TANPA NAMA


“Gue ngga pernah mau ribet. Gue akan selalu mencari sesuatu yang mudah karena males nunggu. Dan rasanya gue ngga pernah jadi terlalu serius, gue cuma hidup buat hari ini; karena cuma hari ini yang gue punya. Buat gue, hidup udah rumit jadi ngga perlu dibawa galau. Tentang besok gue ngga pernah mau tau, sampai akhirnya semesta ngajarin gue tentang satu tujuan hidup, suatu keinginan; keinginan untuk dicintai..... “


SETTING - KANTOR KEPALA DIREKSI
Ega (dengan wajah panik) : COMIC?????Saya ngga pernah bikin comic Pak, demi alasan profesionalitas, saya usulkan project ini dilempar ke yang lain aja.

Pak Bowo (Kepala Direksi) : Justru karena profesionalitas, saya mau kamu belajar dan yakin kamu bisa menyelesaikan project ini dengan baik.

Ega (tambah panik) : Pak, saya ini penulis cerita...

Pak Bowo : Loh, kamu pikir comic sejenis batu???comic juga cerita Egaa Indra

(Pintu diketuk, masuk Dimas (sang ilustrator) dan Kiki (rekan satu team Dimas))

Pak Bowo : Silahkan masuk Bapak-bapak, silahkan tunggu sebentar (sambil menunjuk ke kursi tamu)

(Ega menoleh ke belakang, tapi dengan wajah tidak fokus dan masih panik)

Pak Bowo (ke Ega) : Tolong besok kamu siapkan temanya, kita ada meeting dengan team ilustrator
(Dimas dan Kiki saling tengok dengan wajah penuh tanda tanya)

Ega (masih panik&ngotot) : Tapi Pak, Bapak kan tau kalo saya ini penulis genre cinta-cintaan gitu, terus sekarang tiba-tiba disuruh nulis tentang anak-anak. Apa yang saya tau tentang mereka Pak?Judul apa coba yang mau saya buat? “Kapan saya dewasa biar bisa galau?” Ngga juga kan Pak...(sambil menghela nafas)

(Dimas dan Kiki ketawa kecil di belakang)
(Ega nengok ke belakang dengan wajah kesel)

Pak Bowo (wajah melunak) : Inget Ga, ini project sosial. Ini comic special edition untuk anak-anak panti asuhan.

Ega (mulai melunak juga) : (wajah simpati tapi masih ngga ikhlas) (menghela nafas) Baik Pak, saya permisi (keluar ruangan dengan wajah nunduk, ngga ngeliat ke arah Dimas maupun Kiki).

Pak Bowo (ke Dimas dan Kiki) : Silahkan-silahkan duduk di sini (sambil menunjuk ke dua kursi di depan meja Pak Bowo)

Kiki (sambil maju ke kursi) : Itu tadi siapa Pak?

Pak Bowo : Itu Ega, penulis comic yang akan bekerja sama dengan kalian untuk project sosial ini

Dimas : Ega Indra? (tampang heran)

Pak Bowo : Iya. (mulai membuka pembicaraan) Jadi apa kabarnya kalian?

Dimas : Dia perempuan?

Pak Bowo : Kayanya sih iya (hahahaha,,,nada becanda)

Dimas : (diam)

Kiki : (senyum-senyum)

Pak Bowo : Loh kenapa?ngga ada masalah kan?

Kiki (sambil nepuk Dimas) : Teman saya ini aga anti perempuan Pak, dia pikir Ega Indra itu laki-laki makanya dia mau ambil project ini (sambil ketawa).

Pak Bowo (ngga ngeh) : Memang bekerja dengan laki-laki pasti akan lebih mudah, perempuan kadang suka terbawa perasaan. Saya jadi merasa bersalah, harusnya kalian dan dia sekarang sudah bisa saya kenalkan untuk membicarakan tentang tema awal. Tapi sepertinya dia tadi masih shock, jadi saya undur pertemuannya jadi besok, kalian ngga keberatan kan?

Kiki : Tidak masalah Pak (sambil kasih kode ke arah Dimas agar air mukanya normal kembali).

SETTING - KE ARAH PARKIRAN
Kiki : Santai Sob. Ini project paling 3 bulanan doang

Dimas : (diam)

Kiki : Idealisme lu kadang aneh. Lu harus sedikit santai, ngga perlu khwatir berlebihan

Dimas : (diam)

SETTING - KAMAR EGA
Ega (monolog) : Sumpah ya hari ini! Tanggal berapa sih?!! (garuk-garuk rambut) (kesel-kesel sendiri) (mulai nyari-nyari ide buat tema comic). Apaan coba yang harus gue tulis (buka-buka google). “Matematika membunuhku?”, “Kangen pangkat 2?” Ampunnn...mikir bisa bikin gue makan terus ne (sambil ngunyah cemilan) (lalu akhirnya muncul ide) (expresi mulai cerah) (lalu mulai nulis)


SETTING - MEETING ROOM KANTOR
Ega (datang paling awal) : (masih nulis-nulis) (semangat)

Nita : Cieee,,,udah dapet ne feel-nya

Ega : Eh? Elu? Jangan bilang jadi editor gue? (mata berbinar-binar)

Nita : Ehemmm...Iya (tampang seneng juga) (gaya cewe pelukan gitu, terus mereka duduk samping-sampingan)

Ega : Makin semangat deh gue jadinya, seengganya gue ngga kejebak sendiri di dunia “anak-anak” yang ngebingungin ini (hahaha)

Nita : Dasar lu..

Ega : Eh siapa tuh? (dari luar pintu meeting room, ngeliat Pak Bowo sama 2 orang cowo)

Nita : Loh?Emang kemaren lu ngga dikenalin sama mereka?Mereka ilustrator comic buat project ini (muncul cuplikan waktu Nita di kenalin ke Dimas & Kiki sama Pak Bowo).

Ega : Emmm..mungkin gue terlalu panik kemaren, gue engga ngeh. Yang itu ganteng juga ya Nit (ngasih kode ke arah Dimas) (ketawa malu)

Nita : (Hahaha) Yayaya...siapa tau lu bisa nyambi – kerja sambil jatuh cinta

Ega : (malu-malu) pengennya sihh...(hahahaha)
(Pak Bowo, Dimas dan Kiki masuk meeting room)
(Kiki wajah ramah)
(Dimas wajah dingin)

Pak Bowo : Sudah siap, Ibu Ega? (ngeliat tajam ke arah ega)

Ega : Iya Pak (nada ngga yakin) (setengah nunduk kepala)

(Pak Bowo membuka meeting, menjelaskan tentang latar belakang dan tujuan dari project sosial. Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap anak-anak yang kurang mampu, yang juga layak mendapat bacaan yang sesuai dengan usia mereka, maka munculah ide untuk membuat comic gratis untuk mereka; agar mereka merasa diperhatikan. Lalu memperkenalkan Ega, Nita, Dimas, dan Kiki).

Pak Bowo : Jadi, tema yang akan diangkat apa, Ibu Ega?

Ega : (menarik nafas panjang), tema tentang CINTA (belum selesai bicara langsung dipotong oleh Pak Bowo)

Pak Bowo : APA?CINTA? Saya kan sudah bilang berkali-kali, ini untuk anak-anak. Kamu sangat mengecewakan. Kamu membuang waktu kita semua disini (nada kesal, marah)

(Ega tampak ingin menjelaskan sesuatu, Dimas seperti mengerti bahasa tubuh Ega)

Dimas : Mohon maaf Pak, sepertinya Ibu Ega masih belum selesai dengan kalimatnya, bukan begitu? (niat membantu tapi nada dingin)
(Ega ngangguk-nganguk)

Pak Bowo : Baik kalau begitu, silahkan dilanjutkan (nada tidak tertarik)

Ega (mencoba semangat) : Tema besarnya CINTA BELAJAR Pak. Saya mengambil tema ini agar dapat menciptakan judul-judul kecil yang dapat terus dicetak comic-nya secara periodik. Sehingga project ini tidak hanya untuk sekali saja lalu selesai, tapi bisa terus berlanjut. Mengingat tujuan dari project ini sangat mulia sehingga saya berharap apa yang kita mulai hari ini dapat terus berlanjut (kalaupun oleh team yang berbeda). Saya ambil contoh: CINTA BELAJAR edisi “Nilai Sempurna Untuk Orang Tua”. Lalu misalnya....(belum selesai bicara lalu diserobot Pak Bowo)

Pak Bowo : HEBAT! Saya suka, kita langsung saja mulai dengan judul pertama. CINTA BELAJAR edisi “Nilai Sempurna Untuk Orang Tua”. Bagaimana Pak Dimas & Pak Kiki?

Dimas : (wajah datar), boleh saja.

Kiki : (menimpali kata-kata Dimas), boleh sekali Pak, segera kita mulai.
(Nita senyum bangga ke arah Ega)

Ega : (senyum malu)

SETTING - MEJA KERJA EGA
Nita : Gila ya ide lu, bukan cuma kepikiran 1 comic, tapi udah ke comic-comic selanjutnya...ngga nyangka gue.

Ega : Iya seengga nyangka gue sama cowo itu...(wajah lemes)

Nita : Maksud lo? Koq jadi nyambung ke cowo sih?

Ega : Itu lohhh,,,cowo ituu, yang ganteng tapi angker
(lalu tiba-tiba Dimas dan Kiki ada di belakang ega)

Dimas : Perimisi
(Kiki senyum-senyum)

Ega : Eh, iya Mas (wajah kaget)

Dimas (tampang jutek) : Panggil gue “Dimas”, ngga perlu pake sebutan (nada ketus)

Ega (ngga terima dijutekin) : Lah emang gue manggil nama lo, mas. (lalu mikir) Hahaha, bentar-bentar...lo pikir gue manggil lu “mas Dimas”, gitu? Gue ngga sok SKSD juga ya, DIMASSSS

Dimas (jadi kikuk tapi tetep cuek) : (Ngga mau nganggepin ega yang sewot, lalu mengalihkan pembicaraan) Gue harap besok detail cerita awal udah ada biar bisa cepet gue kerjain gambarnya

Ega : Iya (masih pake nada kesel tapi berusaha profesional)

Kiki : Ketemu besok ya, bakalan sering ketemu nih kita (sambil ngeliat ke arah Nita)

Nita : Bakalan seneng ne temen gue (ngeliat ke Ega)

Ega (nengok ke nita) : (nada gemes), apaan sih lo?
(Dimas langsung balik badan)

SETTING - MOBIL DIMAS
Kiki : Lu ngga bisa santai dikit?

Dimas : Engga

Kiki : Payah lu.

Dimas : (menatap kiki penuh arti)

Kiki : Okeee....Okeee...gue ngerti

SETTING - MEETING ROOM
(Dimas, Kiki, Nita, dan Ega ada dalam ruangan meeting room)
Nita : Gue sulap meeting room ini, jadi kantor kita (nunjuk ke arah Dimas, Kiki, Ega dan diri sendiri) buat beberapa bulan kedepan, jadinya gini deh, gpp kan? (sambil nunjuk ke semua arah meeting room)

Dimas : Kita?(nunjuk ke arah Kiki, Ega, Nita dan diri sendiri) Emang perlu?

Nita : Iyalah (nengok ke arah Ega)

Ega : (nada manis tapi sinis), kenapa Mas Dimas?Ngerasa keganggu?Ngerasa ilang konsentrasi kalau satu ruangan sama cewe-cewe cantiek?

Kiki : Hahaha, jelas enggalah (nempok pundak Dimas). Jadi gimana-gimana cerita awalnya? Udah ngga sabar gue (mencoba mengalihkan pembicaraan).

Nita : Emm..gue masih pengen ngegodok judulnya ne. Kenapa harus “Nilai Sempurna untuk Orang Tua” Kenapa ngga “untuk sebuah senyum mama aja?”. Kayanya lebih manis, secara biasanya anak-anak kan deket sama ibunya.

Kiki : Boleh juga tuh, biar lebih spesifik gitu

Dimas : (diem)

Ega : Emmm..menurut gue, masalahnya, seorang anak itu bukan cuma punya ibu, tapi punya ayah juga. Jadi dia harus bisa bikin bangga keduanya; ayah dan ibu. Kasian para ayah dong, kalo ibu terus yang disebut-sebut. Iya ngga? Gimana menurut Mas Dimas? (nada manis) Sebagai calon ayah masa depan?

Dimas : (keliatan canggung) Ngga usah panggil gue Mas, gue setuju sama lu (sambil keluar ruangan).

Kiki : Kemana Lu?

Dimas : Laptop masih di mobil.
(Dimas meninggalkan ruangan. Ega, Nita, Kiki yang masih tinggal di ruangan)

Nita : Temen lu kenapa sih, ki?

Ega : Iya, kenapa sih? Gue rasa dia ngga suka sama gue deh! Padahal menurut gue dia ganteng.

Kiki : Hahaha,,,lu suka emang sama dia?

Ega : Kenapa? (wajah memelas) Dia udah punya pacar?

Kiki : Pacar sih ngga ada

Nita : Gue rasa dia masih belum move on dari mantannya.

Ega : Iya gue rasa juga gitu Nit, udahlah gue usaha dulu semampunya...hahahaha

Kiki : Percuma lu usaha dapetin hati dia, bakalan patah hati entar.
(lalu Dimas masuk ke ruang meeting lagi, dan suasana jadi serius kembali)

Ega : (ngasih draft awal cerita ke Dimas) Ini draft awal yang lu minta, gue lagi ngerjain lanjutannya.

Dimas : (ngambil dfart dari tangan ega) (ngga banyak ngomong) (langsung diskusi sama kiki)

Nita : (ngedeketin ega) (lalu dikusi untuk ngerjain draft lanjutannya)

Ega : (sesekali ngeliat ke arah Dimas)

Kiki : (kiki merhatiin tingkah laku ega)

SETTING - RESTORAN – MAKAN MALEM
Kiki : Ega suka sama lu

Dimas : (diem)

Kiki : Gue ngga bilang apa-apa, dia mau usaha ngerebut hati lu...hahaha

Dimas : (menatap tajam Kiki)

Kiki : Lu jangan takut jatuh cinta gitu dong, lu kan si hati batu.

SETTING - MEETING ROOM – TEMPAT EGA, NITA, DIMAS, KIKI KERJA
(Ega selalu curi-curi pandang ke arah Dimas)
(di tengah keheningan kerjaan)

Dimas : Lu bisa ngga berhenti ngeliatin gue? (ke ega)

Ega : HAH? (malu karena ketauan) (lalu ngeles) Meja lu kan didepan gue?Jangan Geer deh

Dimas : Yaudah gue pindah

Ega : Eh,,jangan jangan...gue merhatiin aer minum lu koq. Dari tadi pagi ngga elu minum-minum. Entar dehidrasi. Cuma itu (lalu manyun)

Dimas : Bukan urusan lu

Ega : (kesel tapi berusaha manis) Jelas ini urusan gue, kita satu team. Harus saling ngejaga. Lu minum ya? (nada manis)

Dimas : (diem) (tetep ngga minum)
(Kiki dan Nita ketawa-ketawa ngeliat tingkah Dimas dan Ega)

SETTING - MOBIL DIMAS
(Dimas minum air putih sambil nyetir)
Kiki : Ciee yang takut dehidrasi

Dimas : (menatap tajam Kiki)

Kiki : Jatuh cinta juga ne kayanya?

Dimas : Ngga

Kiki : Belum ajah kali

Dimas : (menatap makin tajam)

Kiki : Iya, iya, gue becanda

SETTING - SUPERMARKET – BELANJA
(pulang kerja Nita dan Ega mampir belanja sambil cerita-cerita)

Ega : Kayanya gue serius jatuh cinta sama dia

Nita : HAH? Yang bener lu? Yakin mau ama cowo misterius gitu?Kadang galak lagi sama lu.

Ega : Engga tau gue, kali ini gue ngikutin kata hati doang, otak gue abstain dulu. Gue cinta sama dia tanpa alasan.

Nita : Berat banget bahasa lu

Ega : Emm..tapi gue juga ngga akan bodo-bodo amatlah. Kalo setelah sekian kode gue kasih dan dia ngga ngerespon, gue bakalan mundur koq. Tapi berhubung baru satu kode yang gue kasih ke dia “Mr. Dehidrasi” (hahahaha), jadi gue masih belum mau nyerah sekarang.

Nita : Hahaha,,,Lu ngga mau sms dia aja?Biar makin serius gitu PDKT-nya

Ega : Itu entar aja, gue mau bikin dia nyaman sama gue di dunia nyata. Kadang yang sms-an nya lancar, kalo ketemu malah kikuk (hahahahaha)

Nita : Dasar lu, tukang berteori.
(nita dan ega ketawa bareng)

SETTING - KANTOR – RUANG MEETING
(PAGI HARI)
Kiki : Loh, si ega mana? 

Nita : Pergi ke lapangan dia, nyari inspirasi katanya

(Dimas menemukan coklat di mejanya dengan tulisan begini "biar elu ngga kehilangan gue (yang manis), gue kasih cokelat sebagai gantinya")

Dimas : Apaan ni? Kurang kerjaan banget! (lalu ngelempar itu ke meja ega yang kosong)

Nita : (menghela nafas)
Kiki : (memasang muka simpati)

(AFTER OFFICE HOURS)
(Cuma tinggal Nita di ruangan yang masih ngedit tulisan Ega)
Ega (tampang ceria) : Sore Nit (berjalan menuju meja kerja) (lalu terdiam)

Nita : (ngedeketin Ega) (berusaha menenangkan)

Ega : Dia ngga suka coklatnya, dia ngga suka gue

Nita : Jangan ngambil kesimpulan terlalu cepat dong, Ga

Ega : Ini bukan kesimpulan yang terlalu cepat, ini kesimpulan yang paling tepat, Nit

Nita : Inget, lu baru ngasih sedikit kode ke dia, masa nyerah?

Ega : Ini bukan tentang kode yang baru sedikit, tapi tentang hati gue yang memang udah pengen berhenti untuk mengejar. Gue harus berhenti sekarang, sebelum gue terperangkap dalam pedih yang gue ciptain sendiri. Bener kata kiki “percuma usaha merebut hati dia, ujungnya pasti patah hati”.

Nita : (Nita memeluk Ega)

Ega : (Ega nangis) (tapi masih berusaha menahan air matanya agar tidak terlalu deras)

BERSAMBUNG

Rabu, 19 November 2014

CINTA SEPETAK



Alam semesta memang luas, tapi duniamu tidak, begitupun denganku. Banyak orang di luar sana, tapi kenyataannya kau hanya sering bertemu dengan mereka yang itu-itu saja. Kehidupan dibatasi rutinitas, meski kadang jengah tapi mungkin disitulah ekosistem terbaik tempat kita menjalani hidup. Alam selalu tau yang paling baik, jadi menurut saja.

Aku di sini mencoba mengerti teori itu, tentang dunia yang sempit dan tentang cinta yang seharusnya mudah ditemukan dalam duniaku yang terbatas. Namun, meski aku bisa jatuh cinta pada siapa saja, jodoh yang sebenar-benarnya tetap akan dipilihkan Tuhan. Jadi buat apa aku bersusah payah dan menerka-nerka? Demi perlindungan tingkat tinggi pada hati yang mudah rapuh, aku memilih menunggu saja. Iya, diam dan menunggu pun adalah sebuah sikap. Sikap menanti sementara logika belajar sabar, dan hati berdoa.

Lalu seketika munculah dia. Dia yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Dia yang (ternyata) selama ini ada dalam keseharianku. Dia yang (akhirnya) terlihat menawan dan sangat istimewa. Diakah orangnya, Tuhan?

Enggan aku menunjukkan perasaan, tapi aku takut rentan waktu yang diberikan Tuhan untukku merasakan cinta terbuang sia-sia. Mungkin diantara banyak orang yang mengantri jodoh, kini giliranku mendapatkannya. Kesempatan untuk akhirnya jatuh cinta tidak boleh terlewatkan begitu saja. Aku belajar mengolah rasa, menyingkirkan gengsi dan membuang canggung. Cinta ini harus sampai ke hatinya dengan selamat. Dengan keterbatasannku sebagai seorang wanita, aku mencoba mengibarkan bendera tanda; tanda cinta.

Percakapan pertama terjadi dalam sebuah jaringan telepon kabel kala senja beranjak pulang :
“aku                       : koq ketawa?”
“dia                        : emang ngga boleh?”
“aku                       : ya engga juga sih, cuma sayang aja, aku ngga bisa ngeliat ketawanya...”

Lalu di lain waktu, semesta mengijinkan aku dan dia melakukan percakapan langsung yang lucu :
“dia                        : siang...”
“aku                       : koq “siang” aja?”
“dia                        : harusnya gimana?”
“aku                       : pake baby dong.”

Ada rasa geli yang menggelitik saat aku mencoba menunjukan rasa sayang ini. Namun, biarlah semuanya berjalan dengan perlahan. Bukankah cinta yang tumbuh pelan-pelan akan jauh lebih mengakar? Lagi pula, duniaku sempit, cintaku ada dalam lingkup yang sepetak saja, dan aku pun akan selalu ada dalam dunianya yang (juga) sempit.

Dia akan selalu bertemu aku, senyumku yang tak biasa, dan tatapan mataku yang malu-malu pasti akan jadi pemandangan sehari-hari dalam dunianya. Maka tidak ada yang perlu aku khawatirkan tentang cinta ini. Meski tentang apa yang dia rasa masih menjadi sebuah rahasia, aku tetap punya doa.

Aku percaya. Tuhan mendengar.

ERWIN (sebuah nama untuk cinta)



Ada susunan huruf yang tersimpan rapih dalam hati dan diam dalam ingatan.
Himpunan huruf-huruf itu membentuk satu nama yang jika disebutkan akan membuatmu merasakan perasaan-perasaan aneh.
Kadang bahagia, gugup, bingung, dan sering kali pasrah.
Nama yang mungkin biasa saja, bisa jadi pasaran, tapi penting untukmu.

Nama itu menjadi topik obrolan wajib dalam setiap perbincanganmu dengan teman-teman.
Entah berapa kali dalam sehari, yang pasti nama itu tidak pernah lupa untuk kau ingat atau kau lamunkan.
Bagimu, Sang Pemilik Nama adalah seseorang yang memiliki tingkat ketampanan mutlak dan tidak bisa tergugat oleh pendapat kontra dari siapa pun.
Benar kan?

Teman-teman menganggapmu sangat berlebihan, tapi tentu saja ini normal bagimu.
Dia hebat ya?
Dia bisa membuatmu jatuh cinta begitu saja, tidak ada paksaan.
Kau berani cinta, tanpa pernah berpikir terlalu jauh tentang bagaimana nantinya.

Ouch,
Bagaimana selanjutnya?
Setelah jatuh hati, lalu apa?
Bukankah malu bila mengajak kenalan lebih dahulu?
Dan tetiba keputusasaan yang mendalam menyergapmu.

Iya, kau tidak mengenalnya.
Kau hanya tahu tentangnya dari apa yang matamu lihat, diam-diam, dari jauh.
Kau hanya tahu tentangnya dari sepotong senyum, gaya berjalan, cara berpakaian, tapi rasanya itu cukup.
Tidak perlu alasan yang terlalu banyak untuk mencintai seseorang, kau pasti setuju.
Mengherankan. Sedikit Gila. Dan Nyata.

Tidak pernah berani mendekat, tapi kau selalu mendoakan.
Kau percaya kalau pesan cintamu pasti sampai dan tidak akan salah alamat.
Karena kau tau siapa namanya,
Karena kau menyebut namanya dalam setiap doa.
Nama yang selalu kau amini sebagai Sang Kekasih, Kesayangan Hati.

Jadi, siapa namanya?
*Nama yang sekelebat ada dalam benakmu saat kau membaca tulisan ini.

Untukku, namanya ERWIN.
He’s winning my heart..